Jakarta – Kecelakaan maut yang melibatkan truk dan angkot di Kalijambe, Purworejo, Jawa Tengah menewaskan 11 orang. Polisi pun mengungkap penyebab terjadinya kecelakaan maut itu.
Dilansir detikJateng, kecelakaan tersebut terjadi di Jalan Purworejo-Magelang, tepatnya di Desa Kalijambe, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo pada Rabu (7/5/2025) siang. Dilaporkan ada 11 orang meninggal dunia dan 6 lainnya luka-luka.
Kapolres Purworejo, AKBP Andry Agustiano, mengatakan sebelum peristiwa itu terjadi, dump truk yang dikemudikan Ladis (49), warga Bojonegoro,Jawa Timur dengan nomor polisi B 9970 BYZ melaju dari arah Magelang menuju Purworejo. Setibanya di lokasi, truk tak terkendali dan oleng sehingga menabrak angkot yang dikemudikan Edy Sunaryo warga Kabupaten Magelang.
Dari arah Magelang menuju Purworejo, truk yang sementara diduga mengalami rem blong menabrak kendaraan angkot yang ada di depannya,” ungkap Andry dilansir detikJateng, Rabu (7/5).
Adapun korban meninggal seluruhnya merupakan penumpang angkot yang berjumlah 10 dan satu orang sopir. Para pengguna jalan pun diimbau untuk berhati-hati saat melintasi jalur maut tersebut.
Untuk diketahui, jalan utama yang menghubungkan Kabupaten Purworejo dan Magelang di Dusun Sorogenen Lor, Desa Kalijambe, Kecamatan Bener, Purworejo ini memiliki tanjakan yang cukup menantang. Lokasi yang berada tepat di perbatasan Purworejo-Magelang itu terkenal dengan nama tanjakan Kalijambe.
Jalur Berbahaya
Untuk diketahui, jalan utama yang menghubungkan Kabupaten Purworejo dan Magelang di Dusun Sorogenen Lor, Desa Kalijambe, Kecamatan Bener, Purworejo ini memiliki tanjakan yang cukup menantang. Lokasi yang berada tepat di perbatasan Purworejo-Magelang itu terkenal dengan nama tanjakan Kalijambe.
Tanjakan itu juga acap disebut sebagai jalur tengkorak, lantaran di lokasi tersebut sering terjadi kecelakaan yang merenggut nyawa. Warga setempat pun berbagi tugas selama 24 jam untuk mengatur laju lalu lintas demi mencegah terjadinya kecelakaan.
Tanjakan dengan panjang lebih dari 1 km itu memang sedikit berkelok. Jam sibuk kendaraan biasanya terjadi pada sore dan malam hari, sedangkan pagi hingga siang biasanya terpantau agak sepi. Jika terjadi kemacetan atau kecelakaan di lokasi yang menyebabkan arus lalu lintas terhambat, para pengguna jalan biasanya diarahkan untuk melewati jalur alternatif.
“Ada 11 yang meninggal dari kendaraan angkot ini. (Kalijambe) Ini jalur rawan, jalur berbahaya, dan ini sudah ada garis marka untuk tidak menyalip. Kita imbau para pengemudi untuk mematuhi rambu-rambu, itu ada garis tidak terputus tidak boleh mendahului kendaraan lain,” ucap Pratama.