Jakarta – Militer Israel kembali menyerang Lebanon. Kali ini, militer Israel menggempur lokasi infrastruktur militer di Lebanon selatan.
Dilansir kantor berita AFP, Senin (21/4/2025), Angkatan Bersenjata Israel (IDF), nama resmi militer Israel, mengatakan pihaknya menyerang lokasi infrastruktur militer Hizbullah di wilayah Nabatieh, Lebanon selatan. Penyerangan itu terjadi pada Minggu (20/4).
“Beberapa saat yang lalu, IDF (militer) menyerang beberapa peluncur dan lokasi infrastruktur militer tempat teroris Hizbullah beroperasi di wilayah Nabatieh di Lebanon selatan,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan.
Militer Israel mengklaim mereka juga telah menyerang wilayah Houla. Israel menyebut seorang anggota Hizbullah tewas dalam serangan itu.
Israel mengatakan pihaknya juga menyerang Lebanon sehari sebelum penyerangan di Lebanon Selatan. Militer Israel menyebut seorang anggota kelompok militan tewas dalam serangan itu.
Namun, isyarat penolakan gencatan senjaran itu dijawab oleh Israel dengan serangan. Serangan udara Israel menghantam wilayah Jalur Gaza, termasuk Khan Younis.
Sedikitnya 24 orang, termasuk 10 orang di satu keluarga yang sama, tewas akibat rentetan gempuran Israel tersebut.
Kepala negosiator Hamas, Khalil al-Hayya, seperti dilansir AFP, Sabtu (19/4/2025), menolak apa yang disebutnya sebagai “kesepakatan parsial” Israel dan menyerukan “kesepakatan komprehensif” untuk menghentikan perang yang telah berkecamuk selama 18 bulan terakhir.
Al-Hayya juga mendesak adanya tekanan internasional untuk mengakhiri blokade total Israel terhadap Jalur Gaza yang dimulai sejak 2 Maret lalu.
Seruan itu muncul setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan tentang kondisi yang semakin memburuk dan kekurangan obat-obatan serta kebutuhan pokok lainnya bagi 2,4 juta orang di Jalur Gaza yang terkepung.
Juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, mengatakan bahwa serangan udara Israel menghantam area Khan Younis, Jalur Gaza bagian selatan, pada Jumat (18/4) pagi.
Bassal menyebut para personelnya telah “mengevakuasi jenazah 10 korban tewas dan sejumlah besar korban luka dari rumah keluarga Baraka dan rumah-rumah di sekitarnya” menyusul serangan tersebut.
Badan pertahanan sipil Gaza melaporkan sedikitnya 14 orang lainnya tewas dalam beberapa serangan udara Israel di berbagai wilayah Jalur Gaza, termasuk sedikitnya dua serangan yang menghantam tenda-tenda yang menampung para pengungsi Palestina.
Ratusan ribu orang terpaksa mengungsi sejak perang dimulai pada Oktober 2023 lalu, dengan kebanyakan memilih berlindung di kamp-kamp pengungsian di Jalur Gaza. Namun tempat pengungsian itu terancam sejak militer Israel melanjutkan kembali serangan udara dan darat pada 18 Maret lalu.