Produksi Pangan Indonesia Salah Satu Tertinggi di Dunia

Indonesia mencapai Swasembada tercepat, mencatat lompatan tertinggi produksi pangan selama tujuh tahun terakhir

Jakarta Sektor pertanian Indonesia mencatat tonggak sejarah baru dalam satu tahun terakhir. Indonesia berhasil mencapai Swasembada tercepat, mencatat lompatan tertinggi produksi pangan selama tujuh tahun terakhir, serta menggerakkan jutaan lapangan kerja baru di sektor pertanian dan perkebunan.

Capaian tersebut diakui oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Organisasi Pagan dan Pertanian Dunia (FAO), dan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), yang menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan produksi pangan tertinggi di dunia.

Mentan Amran menegaskan bahwa keberhasilan pertanian kepemimpinan pertanian yang kuat harus menekan, melatih, dan membentuk ketangguhan. Itu yang diajarkan Pak Presiden Prabowo.

“Untuk swasembada, kita harus siap ditekan, diuji, dan berani melawan mafia pangan. Saya sekuat tenaga menjaga stabilitas harga, tapi Alhamdulillah, hasilnya nyata,” ujarnya disambut tepuk tangan peserta forum.

Kementan juga berhasil memperkuat Bulog sebagai penyangga harga dan cadangan pangan, menggerakkan program padat karya, serta mendorong hilirisasi pertanian agar petani menikmati nilai tambah dari hasil produksinya.

“Kita tidak impor beras lagi, bahkan sudah ekspor. Kelapa kita sekarang diekspor ke Tiongkok dengan harga Rp30 ribu per biji. Potensi kelapa saja mencapai Rp5.000 triliun. Hilirisasi harus dijalankan, karena inilah cara kita membuat petani sejahtera,” jelas Amran.

Mentan juga memberikan pesan khusus kepada generasi muda agar tidak hanya berwacana, tetapi terjun langsung ke lapangan.

“Pemuda Tani adalah harapan bangsa. Seratus anak muda yang bergerak bisa mengubah Indonesia. Mimpi itu gampang, menghujat itu gampang. Tapi bertindak demi merah putih itu sulit. Bertahan dalam tekanan, itu baru pejuang pangan sejati”, tegasnya.

Program pemberdayaan petani muda seperti Brigade Pangan terus digencarkan sebagai bagian dari strategi regenerasi dan diversifikasi pangan nasional.

Peran Strategis Indonesia di Pasar Global

Mentan Amran menegaskan bahwa Indonesia kini tidak hanya mandiri secara pangan, tetapi juga mulai memainkan peran strategis di pasar global.

“CPO kita terbesar di dunia. Kalau kita hentikan ekspor dan olah sendiri, mereka akan antre membeli. Sekarang kita pengendali pasar dunia. Bahkan Indonesia sudah mampu mengirim 10.000 ton beras ke Palestina. Ini bukti bahwa bangsa kita tak hanya berdaulat, tapi juga mampu berbagi”, ujar Amran

“Kita tidak akan sia-siakan kesempatan ini. Ini tanda-tanda kebaikan. Pertanian bukan masa lalu, tapi masa depan Indonesia,” tutup Mentan Amran Sulaiman.

Sementara itu, Ketua Umum DPP Pemuda Tani Indonesia, Budisatrio Djiwandono memberikan apresiasi tinggi atas capaian sektor pertanian dalam kurun waktu satu tahun terakhir.

“Kita bangga punya Menteri yang tumbuh dan besar dari dunia pertanian. Beliau bukan hanya konseptor, tapi eksekutor yang paham akar permasalahan di lapangan,” ujar Budisatrio.

Perkuat UU Pangan

 

Terkait perubahan UU Pangan, Budisatrio menilai bahwa DPR RI terus berkomitmen mendukung penuh penguatan Swasembada Pangan nasional, baik melalui dukungan anggaran maupun regulasi yang berpihak kepada petani.

“Forum hari ini penting untuk mempercepat transformasi pertanian, terlebih menjelang perubahan UU Pangan. Kita sudah swasembada, dan harus melangkah ke komoditas lain. UU Pangan nanti yang diperbarui tidak boleh membuat kita sulit, harus sesuai zaman dan kebutuhan,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya regenerasi petani, diversifikasi, intensifikasi, dan pengendalian food loss serta food waste, agar produksi pangan tinggi diikuti dengan efisiensi dan keberlanjutan.

Keberhasilan satu tahun terakhir menunjukkan bahwa sektor pertanian bukan sekadar penopang, tetapi motor utama kebangkitan ekonomi nasional.

Turut menjadi pengisi acara pada Pemuda Tani Dialogue Forum yaitu, M. Husein Fadlulloh Waketum DPP Pemuda Tani/Anggota DPR-RI, Endang S. Thohari Anggota Komisi IV DPR-RI, Sekjen DPN HKTI Abdul Kadir Karding, Dirut Perum Bulog Ahmad Rizal, Komut PT. SGN Dedi Supratman, dan Pimpinan PT. SHS Dias Agriana.

Adapun peserta yang hadir antara lain organisasi petani, mahasiwa pertanian, akademisi, dan media massa.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *