Tragedi Raya: Cermin Abainya Negara terhadap Rakyat

Raya, balita berusia 4 tahun asal Sukabumi, harus mengakhiri hidupnya dengan cara yang memilukan. Tubuh mungilnya dipenuhi ribuan cacing gelang hingga akhirnya ia meninggal dunia. Awalnya, kasus ini terungkap ketika cacing keluar dari hidungnya sehingga ia segera dilarikan ke RSUD R. Syamsudin SH (detiknews.com, 25/8/2025).
Hasil pemeriksaan medis menemukan tidak kurang dari 2 kilogram cacing menggerogoti tubuhnya. Dalam kondisi keluarga yang serba terbatas—ayah yang sakit-sakitan dan ibu yang mengidap gangguan jiwa—Raya hidup tanpa dukungan yang memadai. Tragisnya, perhatian pejabat dan pihak berwenang baru muncul setelah kasus ini ramai di media sosial.
Analisa: Wajah Buram Sistem Kapitalisme
Kisah Raya sejatinya bukan kasus tunggal. Ia adalah potret nyata rapuhnya perlindungan negara terhadap rakyat kecil. Persoalan sanitasi, buruknya layanan kesehatan, dan kemiskinan ekstrem adalah masalah sistemik yang terus berulang.
Mekanisme pelayanan kesehatan di negeri ini sering kali hanya formalitas. Prosedur berbelit, biaya tinggi, dan akses terbatas membuat rakyat miskin sulit memperoleh hak dasar mereka. Negara abai, membiarkan rakyat hidup dalam kondisi kumuh, rawan penyakit, dan tanpa penjagaan layak.
Akar masalah ini tidak bisa dilepaskan dari sistem kapitalisme yang diterapkan. Kapitalisme menempatkan kesehatan sebagai komoditas, bukan hak rakyat. Akibatnya, hanya mereka yang memiliki privilese ekonomi yang bisa mengakses layanan terbaik, sementara masyarakat miskin terjebak dalam lingkaran penderitaan. Negara baru bergerak ketika tragedi sudah viral, bukan karena tanggung jawab asli sebagai pelayan rakyat.
Solusi Islam Kaffah
Islam menawarkan solusi yang jelas dan menyeluruh. Dalam Islam, kesehatan bukan sekadar layanan tambahan yang dipungut biaya, melainkan tanggung jawab penuh negara. Rasulullah SAW menegaskan, “Pemimpin adalah pengurus dan ia bertanggung jawab atas urusan rakyatnya.” (HR. Bukhari).
Negara dalam sistem Islam hadir untuk menjamin kesejahteraan seluruh rakyatnya, termasuk kalangan lemah seperti anak yatim, orang miskin, dan keluarga dengan keterbatasan. Layanan kesehatan diberikan gratis, mudah diakses, dan merata hingga pelosok negeri.
Sejarah mencatat, pada masa Khilafah, rumah sakit dibangun megah dengan fasilitas lengkap dan terbuka untuk semua kalangan tanpa diskriminasi status sosial. Masyarakat juga digerakkan untuk saling peduli, sehingga tidak ada tetangga yang dibiarkan sakit atau kelaparan tanpa pertolongan.
Tragedi Raya sudah harus menjadi pelajaran besar bagi bangsa ini. Selama sistem kapitalisme tetap menjadi dasar pengurusan, kasus serupa akan terus terulang. Mustahil ada solusi menyeluruh dalam kerangka sistem yang rusak.
Hanya dengan penerapan Islam kaffah, rakyat dapat merasakan penjagaan sejati. Anak-anak seperti Raya bisa hidup layak, sehat, dan terlindungi tanpa harus kehilangan nyawa karena kelalaian negara.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *